Kamis, 15 November 2012

aku tak tahu bagaimana menulis

putrinidya

menulis? apa si menulis itu? aku tak paham. aku bahkan tak tau bagaimana menulis yang baik. kelas penulisan ilmiah yang pernah aku ambil di waktu kuliah pun aku tak paham. nilai mata kuliah penulisan ilmiah pun mendapatkan nilai yang buruk. sepertinya aku harus berguru dengan bapak ibu dosen yang pandai dan senang menulis. sepertinya aku harus banyak membaca buku tentang menulis. tapi aku pun malas untuk membaca. hanya novel yang aku suka baca. ah entah bagaimana ini. aku ingin menulis, tapi aku takut membaca tulisanku. tapi aku mengingat perkataan sahabatku nichi, "menulislah jika kau tak sanggup bercerita. tulislah apa yang ingin kau tulis. apa yang ada dipikiranmu keluarkanlah." menulis apa yang ada di kepala. wah, sepertinya di kepala hanya ada curhatan yang tak bisa keluar. oke, aku memulainya dengan menulis diary. dulu aku pernah menulis diary, dulu sudah lama sekali. tapi diaryku yang ku tulis di laptop dibaca oleh seseorang yang membuatku takut untuk menulis. tapi mengapa sekarang aku membuat blog? ah entahlah lagi-lagi aku hanya mengikuti apa yang temanku sarankan kepadaku. buatlah blog, coba kau menulis disana, tulislah apa yang ingin kau tulis. yah, karena itulah aku membuat blog ini hanya untuk meluapkan isi kepala dan isi hatiku. karena aku tak tahu bagaimana menulis. aku cuma tak ingin meramaikan facebook dan twitter dengan segala tulisanku yang bisa dibilang curahan hati. padahal yang aku tulis itu tidak semua tentangku. kadang aku menulis tentang orang lain tapi seolah-olah itu aku. yah, mungkin cara menulisku seperti aku yang mengalaminya. jadi terkesan bahwa aku adalah makhluk galauers yang hobinya menuhin TL. manusia bebas berargumen, manusia bebas menilai setiap apa yang mereka lihat tapi mereka tidak akan pernah tahu sampai mereka menganalisis dan merasakannya sendiri.
back to you.

1 komentar:

Harry mengatakan...

Putri...
tulisannya mbak Putri bagus...
aku suka...
tahukah mbak puteri?

Penulis terkenal, John Grisham – ‘The Firm”, ‘The Client”, “Pelican Brief -

mulai menulis buku pertamanya pada sebuah buku notes kecil yang selalu

dibawanya kemana saja. Buku itu dikerjakannya satu atau dua halaman

sehari, bahkan kurang. Namun akhirnya, demi menyelesaikan bukunya, John Grisham rela

melepaskan pekerjaannya di bidang hukum. “Saya meneruskan menulis

buku itu sekalipun saat menderita flu, saat bertamasya, dan kerap

kehilangan waktu tidur..”

Walau begitu, kerja keras John Grisham tidak cuma pada saat menulis.

Saat buku pertamanya selesai, buku itu dikirimkannya kepada beberapa

penerbit untuk dipublikasikan Anda tahu berapa kali buku pertamanya itu

ditolak? Dua puluh lima kali