putrinidya
Jumat, 15 Agustus 2014
Minggu, 14 Juli 2013
belum jodoh #bandung
feeling apa insting. entah apa namanya. kali ini gak meleset lagi. meski tanpa mencari tahu atau kepo kali ini tahu langsung dari yang bersangkutan. ini lebih adil memang daripada harus bertanya-tanya dan mencari tahu sendiri. setelah beberapa hari merasa janggal lantas muncul beragam analisis tapi gue gak mau cari tahu atau ngorek-ngorek biar aja tahu pada waktunya.
waktu itu pun tiba. jumat pukul 22.40 tiba muncul pesan di message facebook "i'm going to fall in love'. yap benar tebak2 buah manggisnya. "i met a girl". wow!!!! gue harus jungkir balik nih salto sampe bandung sambil bilang wow ke seluruh dunia. entah apa ini. perasaan gue ya waktu itu ya sudahlah. gak pengen nangis atau apa. cuma ada 2 kata yang muncul "sama saja". sampe saat ini diotak gue masih terdoktrin bahwa laki-laki sama saja. mungkin gue belum menemukan aja yang beda.
apa gue udah kebal atau semakin tebal atau bahkan udah mati rasa. ah entahlah sepertinya kalau mati rasa belum, jangan sampe deh mati rasa. benar-benar mati rasa nanti kalau gue udah benar-benar mati. sayangnya gue belum mau mati. karena gue yakin masa depan gue cerah, so gue harus beraksi dan biarkan mereka melihat gue. see you, you will go everywhere put.
mungkin ini memang jalan dan waktunya. "kalaupun gue memutuskan tidak bersama itu bukan karena laki-laki lain, tapi karir demi masa depan kita". tapi "kalaupun dia memutuskan untuk tidak bersama gue itu karena alasan LDR dan ada wanita lain ya sudahlah". hahaaaahahaaaa gue cuma bisa tertawa karena hidup itu lelucon. Tuhan itu memang baik menghibur hari-hari gue dengan lelucon jenaka yang mungkin jarang ditemui di televisi.
dengan atau tidak dengan laki-laki gue baik-baik saja dan gue bisa melakukan serta pergi kemanapun yang gue mau. bye....
waktu itu pun tiba. jumat pukul 22.40 tiba muncul pesan di message facebook "i'm going to fall in love'. yap benar tebak2 buah manggisnya. "i met a girl". wow!!!! gue harus jungkir balik nih salto sampe bandung sambil bilang wow ke seluruh dunia. entah apa ini. perasaan gue ya waktu itu ya sudahlah. gak pengen nangis atau apa. cuma ada 2 kata yang muncul "sama saja". sampe saat ini diotak gue masih terdoktrin bahwa laki-laki sama saja. mungkin gue belum menemukan aja yang beda.
apa gue udah kebal atau semakin tebal atau bahkan udah mati rasa. ah entahlah sepertinya kalau mati rasa belum, jangan sampe deh mati rasa. benar-benar mati rasa nanti kalau gue udah benar-benar mati. sayangnya gue belum mau mati. karena gue yakin masa depan gue cerah, so gue harus beraksi dan biarkan mereka melihat gue. see you, you will go everywhere put.
mungkin ini memang jalan dan waktunya. "kalaupun gue memutuskan tidak bersama itu bukan karena laki-laki lain, tapi karir demi masa depan kita". tapi "kalaupun dia memutuskan untuk tidak bersama gue itu karena alasan LDR dan ada wanita lain ya sudahlah". hahaaaahahaaaa gue cuma bisa tertawa karena hidup itu lelucon. Tuhan itu memang baik menghibur hari-hari gue dengan lelucon jenaka yang mungkin jarang ditemui di televisi.
dengan atau tidak dengan laki-laki gue baik-baik saja dan gue bisa melakukan serta pergi kemanapun yang gue mau. bye....
Jumat, 26 April 2013
Papandayan untuk Alief dan Allya
Perjalanan kali ini berbeda dengan perjalanan sebelumnya. Biasanya berjalan karena bosan dengan aktivitas tapi ini karena Sobat gue Alief sedang galau habis putus cinta. Berawal dari ajakan dadakannya via salah satu social media favourite anak muda. Ajakan jalan-jalan tak pernah ditolak oleh kepala bahkan hati gue apalagi diajak oleh teman sendiri.
Ketika itu sebenarnya gue sudah merencakan untuk ikut trip ke Kawah Ratu bersama komunitas trip di Bogor. Tetapi teeeng ajakan dadakan itu tiba dari Sobat Alief. "Ikut gak lo? Gue mau ke papandayan. Kalo lo gak bisa ya gue tetep jalan sendiri". Wah mana bisa gue membiarkan teman gue pergi sendirian ke gunung. Meskipun gue tau bahwa Alief sudah biasa kemana-mana, naik gunung, dan sebagainya. Gue percaya pada teman-teman gue tapi tetap saja sebagai seorang teman gue tak tega jika membiarkan teman gue bepergian sendiri. Meski gue suka jalan sendiri, tapi sesungguhnya setiap orang akan lebih senang jika ada yang menemani dan diajak ngobrol.
Alief pun mengirimkan lagi konfirmasi kepastian keberangkatan melalui pesan singkat. "Gue tunggu di Masjid Terminal Kampung Rambutan jam 9 malam". Gue kira tidak jadi berangkat eh ternyata Alief nekad mau pergi ke Gn Papandayan dengan atau tanpa teman. Tanpa berpikir panjang, pulang dari kantor gue langsung bergegas membereskan perlengkapan. Memasukkan pakaian, sleeping bag, matras, dan tak lupa jaket hangat.
Ketika itu musim hujan. Sebelum hari H memang Alief mengabarkan akan naik Gn Papandayan. Berhubung gue ingat gue gak ada raincoat, jadi gue segera pinjam ke senior gue yang kebetulan segedung tapi beda lantai. Pada hari H akan berangkat, kaka kandung gue mengingatkan bahwa ini musim hujan, bahaya jika naik gunung sedang hujan. Yah namanya juga Putri, bebel dan keras kepala. Gue pun tak mengindahkan perkataan gue saya. Gue pun berpikir jika gue gak ikut, lalu Alief sama siapa?
Hari H pun tiba. Gue mengirimkan pesan ke Alief mengabarkan bahwa gue akan berangkat ke Kampung Rambutan. Balasan pesan dari Alief menyatakan bahwa handphone nya lowbat dan hubungi ke nomor temannya saja, Allya. Gue belum pernah bertemu dengan Allya sebelumnya. Allya itu junior Alief ketika dulu di sekolah. Pernah ditembak oleh Alief tapi ditolak. Kasian Alief.
Sampailah gue di Masjid Terminal Kampung Rambutan. Kaget gue melihat begitu banyak orang berpenampilan seperti gue. Carrier, sepatu/sendal lapang, dan topi lapang yang sudah mereka kenakan menjadi simbol bahwa mereka akan melakukan perjalanan ke gunung. Tanya pun ada di benak saya. "Akan kemana mereka?" Biasalah gue iseng bertanya kepada salah seorang diantara mereka. "Dari komunitas mana mas? mau kemana?" . Benar tebakan gue, mereka mau ke gunung. Senang hati rasnaya karena ternyata mereka bukan mau ke Gn Papandayan, tapi mereka mau ke Gn Gede Pangrango. Sekitar 30 orang yang akan mendaki Gn Gede melalui trip backpacker Indonesia kalau gue gak salah dengar.
Alief sepertinya terlambat datang. Untuk mengisi kebosanan gue pun membaca buku the lonely planet milik teman baru gue, Ocid. Yah, akhirnya pukul 10 malam pun tiba. Alief membawa temannya, Allya. Dengan terburu-buru Alief segera mengajak gue segera mencari bus karena takut bus nya sudah gak ada. Kami pun berjalan cepat. Syukurlah bus ke Garut masih ada. Kami pun naik ke dalam bus. Kami mengambil kursi paling belakang. Kami duduk bertiga. Karena Alief dan Allya begitu besar, jadinya gak muat deh. Untungnya bus masih lengang, gak terlalu penuh jadi Alief masih bisa duduk dimana saja. Alief pun duduk di belakang bersama penumpang lainnya.
Biasalah kita itu doyan ngobrol. Alief pun ngobrol dengan penumpang di belakang. Berdasarkan informasi dari Alief, mereka mau naik ke Gn Papandayan juga. Mereka mengajak bareng saja naik elf nya. Okelah.
Ketika itu sebenarnya gue sudah merencakan untuk ikut trip ke Kawah Ratu bersama komunitas trip di Bogor. Tetapi teeeng ajakan dadakan itu tiba dari Sobat Alief. "Ikut gak lo? Gue mau ke papandayan. Kalo lo gak bisa ya gue tetep jalan sendiri". Wah mana bisa gue membiarkan teman gue pergi sendirian ke gunung. Meskipun gue tau bahwa Alief sudah biasa kemana-mana, naik gunung, dan sebagainya. Gue percaya pada teman-teman gue tapi tetap saja sebagai seorang teman gue tak tega jika membiarkan teman gue bepergian sendiri. Meski gue suka jalan sendiri, tapi sesungguhnya setiap orang akan lebih senang jika ada yang menemani dan diajak ngobrol.
Alief pun mengirimkan lagi konfirmasi kepastian keberangkatan melalui pesan singkat. "Gue tunggu di Masjid Terminal Kampung Rambutan jam 9 malam". Gue kira tidak jadi berangkat eh ternyata Alief nekad mau pergi ke Gn Papandayan dengan atau tanpa teman. Tanpa berpikir panjang, pulang dari kantor gue langsung bergegas membereskan perlengkapan. Memasukkan pakaian, sleeping bag, matras, dan tak lupa jaket hangat.
Ketika itu musim hujan. Sebelum hari H memang Alief mengabarkan akan naik Gn Papandayan. Berhubung gue ingat gue gak ada raincoat, jadi gue segera pinjam ke senior gue yang kebetulan segedung tapi beda lantai. Pada hari H akan berangkat, kaka kandung gue mengingatkan bahwa ini musim hujan, bahaya jika naik gunung sedang hujan. Yah namanya juga Putri, bebel dan keras kepala. Gue pun tak mengindahkan perkataan gue saya. Gue pun berpikir jika gue gak ikut, lalu Alief sama siapa?
Hari H pun tiba. Gue mengirimkan pesan ke Alief mengabarkan bahwa gue akan berangkat ke Kampung Rambutan. Balasan pesan dari Alief menyatakan bahwa handphone nya lowbat dan hubungi ke nomor temannya saja, Allya. Gue belum pernah bertemu dengan Allya sebelumnya. Allya itu junior Alief ketika dulu di sekolah. Pernah ditembak oleh Alief tapi ditolak. Kasian Alief.
Sampailah gue di Masjid Terminal Kampung Rambutan. Kaget gue melihat begitu banyak orang berpenampilan seperti gue. Carrier, sepatu/sendal lapang, dan topi lapang yang sudah mereka kenakan menjadi simbol bahwa mereka akan melakukan perjalanan ke gunung. Tanya pun ada di benak saya. "Akan kemana mereka?" Biasalah gue iseng bertanya kepada salah seorang diantara mereka. "Dari komunitas mana mas? mau kemana?" . Benar tebakan gue, mereka mau ke gunung. Senang hati rasnaya karena ternyata mereka bukan mau ke Gn Papandayan, tapi mereka mau ke Gn Gede Pangrango. Sekitar 30 orang yang akan mendaki Gn Gede melalui trip backpacker Indonesia kalau gue gak salah dengar.
Alief sepertinya terlambat datang. Untuk mengisi kebosanan gue pun membaca buku the lonely planet milik teman baru gue, Ocid. Yah, akhirnya pukul 10 malam pun tiba. Alief membawa temannya, Allya. Dengan terburu-buru Alief segera mengajak gue segera mencari bus karena takut bus nya sudah gak ada. Kami pun berjalan cepat. Syukurlah bus ke Garut masih ada. Kami pun naik ke dalam bus. Kami mengambil kursi paling belakang. Kami duduk bertiga. Karena Alief dan Allya begitu besar, jadinya gak muat deh. Untungnya bus masih lengang, gak terlalu penuh jadi Alief masih bisa duduk dimana saja. Alief pun duduk di belakang bersama penumpang lainnya.
Biasalah kita itu doyan ngobrol. Alief pun ngobrol dengan penumpang di belakang. Berdasarkan informasi dari Alief, mereka mau naik ke Gn Papandayan juga. Mereka mengajak bareng saja naik elf nya. Okelah.
alief - saya - allya |
Menatap alam di puncak Gn. Papandayan |
Minggu, 31 Maret 2013
Nekad ke Ujung Kulon
Kata siapa jalan-jalan itu harus punya duit banyak dan dengan banyak teman. Menurut gue jalan-jalan itu soal kemauan. Lo mau apa engga? Banyak orang males jalan karena gak ada temen. Perkara banget kayaknya yah kalo gak ada temen. Woy sadar woy dunia luas. Lo jalan juga lo bakal dapat temen baru. Itu yang gue terapkan. Gue yakin Bumi ini banyak orang baik. Gue yakin Tuhan Maha Baik yang akan selalu melindungi dan menyayangi gue.
Sudah sejak lama gue berencana ke Ujung Kulon. Awalnya karena ajakan dosen gue yang super baik hati. Si ibu mengajak gue ke Ujung Kulon bareng bapak dan tim karena kebetulan si bapak kan suka meneliti badak. Nah tunggu menunggu gak ada kabar juga dari ibu dosen dan suaminya itu. Okelah gue masih menanti ajakan itu terwujud.
Siapa yang menyangka tau-tau suatu waktu gue dikenalin oleh staff di site Ujung Kulon. Perkenalan itu menambah kontak di hp gue juga pastinya menambah saudara. Cuma kenalan dalam singkat waktu. Gak banyak ngobrol karena beliau harus segera pergi. Komunikasi cuma berjalan via teknologi telpon seluler.
Gue pun mengutarakan kalo gue pengen banget ke Ujung Kulon. Beliau dengan ramah berkata, silahkan ke Ujung Kulon, gampang kok. Ajakan dadakan itu tiba. Beliau mempersilahkan gue ke Ujung Kulon sekalian beliau akan menjelaskan sedikit kepada peserta. Katanya sih beliau akan kedatangan tamu peserta trip entah darimana. Gue mah gak mikirin trip atau apalah. Yang penting gue sampe dulu di Ujung Kulon.
Bermodal nekad dan uang secukupnya, gue pun langsung capcus ke Ujung Kulon naik bus. Punya mulut ya gue nanya aja, bus ke terminal serang. Sesampainya di terminal barulah gue menghubungi temen gue yang di labuan. nah temen gue itu minta gue menunggunya, nanti dijemput katanya. gue pun menunggu di mesjid sambil mainan gadget.
Setelah ketemu temen gue itu, langsung deh ke labuan. Ambil peralatan foto di kantornya dulu. Buseeeng lengkap banget cuy kameranya. Okelah. Dia pnya banyak kamera, gue disuruh pake salah satu kameranya. Dia pake kamera yang lebih canggih. Gue pun diminta untuk mendokumentasikan kegiatan nanti.
Dari labuan ke Paniis naik mobil pribadi temen gue tapi pake supir kantor karena perjalanan jauh banget. Sesampainya disana nginep di rumah warga. Sumpah demi apa yah gue gak bayar sepeser pun selama disana. Makan sudah disediakan. Tuhan memang baik yang telah mempertemukan gue dengan orang-orang baik. Gue percaya Tuhan bakal selalu melindungi hambaNya.
Bermalam di rumah warga, barulah pagi-paginya datang puluhan peserta trip. Weduh kagetlah gue. Yah rame deh. Gue tuh gak suka keramaian sejujurnya karena pasti bakalan riweh. Tapi di sisi lain, gue tuh orangnya rame dan suka berteman. Jadilah gue seneng juga sih ada peserta trip. Ngobrol-ngobrol sampe peserta trip mengira gue juga peserta trip padahal bukan, gue datang sendiri dari Jakarta trus numpang nebeng deh.
Panitia trip justru menyangka gue asistennya temen baru gue itu. Jujur ya itu temen gue yang baru sekali ketemu cuma beberapa menit itu yang diatas gue ceritain. Konyol yak. Okelah, beruntungnya gue. Gue pun diajak oleh temen gue itu ikut dia bersama peserta trip itu. Gue mendokumentasikan alam dan kegiatannya.
Ceprat Cepret kita di dalam kapal. Kita menggunakan 2 kapal. Wah memang indah gue akui, masih gak ramai karena lokasinya yang jauh juga jadi agak sulit dan malas menjangkaunya. Cukup lama di dalam kapal ternyata. Yah memang agak jauh untuk menyebrang ke Ujung Kulon. Ini baru pinggirnya Ujung Kulon cuy. Setelah itu kita naik cano menyusuri sungai cigenter.
putrinidya/ menyusuri sungai cigenter dengan cano |
putrinidya/ p.handeleum, ujung kulon |
putrinidya/ ujung kulon |
Gak lupa berfoto di papan yang menyatakan TN Ujung Kulon biar gak dibilang hoax. Hahay. Oiya disana kita ke Pulau Handeleum. Beberapa peserta trip nyebur snorkling dan melakukan transplantasi terumbu karang. Nah temen gue itu yang menjelaskan bagaimana caranya melakukan transplantasi terumbu karang. Gue pun tak lupa mendokumentasikannya karena memang tugas gue jeprat jepret.
Oiya gue mau ceritain dikit nih tentang temen gue itu. Beliau lebih tua daripada gue. Laki-laki bertubuh agak gemuk tapi sekel. Dulu kuliah di jurusan biologi. Ilmu marine nya top markotop secara pengalamannya dan buanyak banget. Beliau pun hobi banget diving. jago banget dah. Nah dia juga ngajar diving di senayang tiap weekend. Mantap yak.
Sejak perjalanan ini gue nambah temen baru. Setelah obral obrol dengan peserta trip, eh ada nih 2 orang panitia nya penasaran dengan gue yang selalu awtis sendirian megang kamera. Panitia trip tersebut pun heran kok gue sendirian aja. Salah satu pun iseng nanya ke gue,"kok sendirian aja?". Yah gue jawab aja, "iya memang sendiri. saya kan bukan peserta trip. Saya berangkat sendiri dari Jakarta". Mereka mengira gue asistennya temen gue itu. "Lo asistennya X?". Engga, gue cuma bantu aja. hahaaa padahal gue sama si X (yang biasa gue sebut beliau di kalimat2 diatas) itu juga baru kenal.
Akhirnya kita ngobrol bertiga. Gue dan kedua panitia trip tersebut. Setelah ngobrol panjang lebar, gue kenal temen mereka karena temen mereka adalah senior gue. Sejak saat itulah makin klop aja nih obral obrolnya. Yah berawal dari awtis nekad sendirian ke Ujung Kulon eh berakhir dapet temen baru.
Kita bertiga pun semakin dekat. Ngobrol ngobrol sampe temen baru gue itu yang telah membawa gue kesana eh gue cuekin. hahaaa.... Lagipula si X nya sibuk cuy buka laptop mulu. Selanjutnya kita makin deket karena ke Gn Honje (yang masih di wilayah Ujung Kulon) bareng peserta trip. Si X gak mau ke air terjun, beliau udah sering juga beliau malas capek. Syalalalalaaa......
Perjalanan cukup jauh dan melelahkan. Melewati sungai di dalam hutan. Hutan yang bisa dibilang masih bagus. Gak ada sampah, gak seperti hutan-hutan yang sudah banyak dilalui pendaki. Peserta trip sudah kelelahan tapi untungnya terbayarkan dengan Air terjun yang besar, sangat menyegarkan. Airnya yang jernih dan aman untuk berenang. Jebuuuurrr.....
Tidak terlalu dalam sehingga aman. Gue pun dijogrokin masuk basah-basahan padahal gue gak ada baju lagi. Tapi yasudahlah gue terima. Gue seneng bersama kalian teman baru. Peserta tripnya pun asik-asik dan masih muda. Foto foti pun tak lupa. Dingin menyusuk kulit. Karena berhubung kita harus segera pulang, akhirnya main air di curugnya disudahi dengan hati senang.
Mari pulang ke homestay dan bergegas siap-siap pulang ke Jakarta. Lucu yang lucu masa pulangnya gue diajak bareng panitia dan peserta trip. Loh gimana bisa, gue berangkat sama si X ya pulang juga bareng beliau karena beliau juga kebetulan mau balik ke Jakarta. Rumahya X di Jakarta. Akhirnya gue pulang bertiga sama Mba S dan Mas X.
Pertemanan dengan kedua panitia trip tersebut alhamdulillah gak terputus malahan gue dimasukin ke grup WA mereka. Komunitas yang hobi jalan-jalan. Nekad berbuah pertemanan.
Sabtu, 02 Maret 2013
Menari dalam Perbedaan
salah satu sanggar di bogor, sanggar ayundi. awalnya saya tahu dan gabung sanggar ayundi karena saya ingin belajar menari. ingin kembali menari. saya cari dan tanya-tanya ke teman saya. nah kebetulan saya dapat info dari yola, teman sekosan. yola juga baru saja gabung di ayundi. oke deh awalnya saya iseng liat yola latian tari jaipong. akhirnya pertemuan kedua langsung saya daftar. dulu tempatnya di dekat plaza pangrango tapi sudah pindah ke dekat MB IPB, nah konon katanya sekarang sudah pindah lagi. saya mau mengenang dulu nih waktu pentas di Bogor. ini dia tim yang ikut pentas.
genk tari jaipong super heboh ini kayak gado-gado. mulai dari bocah sampai tante-tante alias ibunya dari anak-anak bocah ini. nah smuanya ada disini. ada 3 generasi. anak-anak, remaja dewasa gitu, dan ibu-ibu. hehee piss tante. kita ini di sanggar ayundi masuk dalam genk tari jaipong. anak-anak kecil 4 ditengah itu jago banget loh nari nya. mereka sudah menari sejak kecil (lebih kecil dari sekarang). mereka sudah luwes-luwes banget nari nya. nah kalo kaka-kaka cantik yang agak besar tapi belum nikah itu, kaka-kaka yang masih kuliah di IPB. mereka itu teman-teman saya sejurusan cuma ka yola aja yg beda jurusan. nah ka yola ini sudah lebih dulu bergelut di dunia tari. dia dulu gentra kaheman di kampus. kalo kita (saya, hania, cika) ini pemula. kami sih memang suka nari sejak kecil pernah juga ikutan nari waktu SD cuma terputus gak dilanjutin kayak ka yola. oke lanjut ke tante-tante heboh rumpi asik mampus ini, ibu dari anak yang juga belajar tari di sanggar ayundi ini. kebetulan di genk ini gak ada anak-anak mereka. loh kemana anaknya tante? beda tim gtu deh.
Sanggar Ayundi |
Sahabat TPB
genk gonk dari jaman TPB (tingkat persiapan bersama). jaman-jamannya masih di asrama. masih bandel, suka jalan, dan gak terlalu padat kayak pas masuk jurusan. TPB masa-masa paling busuk buat saya karena nilai-nilai ancur. ancur gara-gara gak bisa belajar di kamar yang rame (4 orang 1kamar). saya sendiri tipe penyendiri klo buat belajar, gak bisa berisik. alhasil yah main sajalah, gak belajar. kelayaban sana sini sampai akhirnya gak tau gimana ceritanya bisa nyangsang bareng ega, jule, erick, ipank, indra. kadang main juga toge atau pernah juga mantan (dulu sih pas masih jadian) si doi gabung sama kita. asek.
ega - saya - jule - erick |
kita ini pernah tidur di musholla al-amin bara gara-gara gerbang asrama kan tutup jam 9 yah jadi kita gak mungkin bisa masuk. badung yah kita main sampe malam. anak-anak ini suka ngeband, jadinya yah saya cuma nunggu diluar karena saya gak bisa main alat musik apalagi nyanyi. nah si ega ini penyanyinya lorong 2 A3. suaranya bagus banget. dia ini anggota agriasuara (vocal group di IPB) gtu deh. keren kan. ega gitu loh. ega ini sekarang sudah resmi jadi dokter hewan kita bisa memanggilnya budok (bu dokter). dia suka banget sama binatang, baik itu anjing, kucing, dllnya. dia gila banget orangnya. berisik plus pede mampus. saya sendiri bingung ini orang bisa super pede gitu gara2 makan apa yah. oyah, ega ini punya kebiasaan nyanyi dimana pun dia berada. di kamar mandi lagi pup aja bisa nyanyi atau bahkan ngobrol telp2nan sama doinya. gila kan.
kalau jule ini pendiem gak periang juga engga, jadi yah datar ajah. makjul biasa panggilannya. jule ini skarang kerja di konsultan kehutanan. lah kalo bapak-bapak polisi ini bukan polisi gadungan. ini beneran polisi loh. baru saja jadi polisi. sarjana komputer ini melanjutkan pendidikan kepolisian sekedar buat gapai cita-citanya semasa kecil. selamat yah erick yang sudah berhasil menggapai cita-citanya. keren yah. untuk sahabat saya yang lain kebetulan malam itu gak bisa ikut karena sibuk. ada lagi ipank namanya, dia kurus tinggi jago banget main gitar, musik. dulu dia aktivis organisasi bahkan tim sukses salah satu tokoh perpolitikan negeri ini. pernah waktu kita lagi main ke dufan, si ipank ini sempet-sempetnya loh kasih kita brosur/pin gitu lupa pokoknya intinya kampanye. ealaaahhh ipank ipank. nah ada lagi nih 1 lagi toge namanya. toge ini cowo, kurus pisan. dia pinter, biasa aja, gak macem2lah tapi dia yang paling dulu nikah. kita semua ditinggal. oalaahah toogeee. untuk semua sahabat, sukses untuk kalian semua.
Langganan:
Postingan (Atom)