Jumat, 01 Maret 2013

hanya ingin keluar mengikuti hati

ketika semua orang ingin bekerja karena ingin mendapatkan uang. lain denganku, aku ingin bekerja hanya karena aku ingin keluar dari rumah. sudah, cukup itu. alasanku cuma satu. "biarkan aku keluar dari rumah ini wahai Tuhan", ucapku dalam setiap doa. aku ingin tinggal sendiri, di suatu tempat kosan. butuh ruang pribadi agar aku dapat lebih fokus dalam melakukan sesuatu hal baik itu menulis, membaca, atau bahkan bersimpuh di hadapan Tuhan.

bukan aku ada masalah dengan semua anggota keluargaku. tidak. lalu apa? mungkin banyak teman bertanya-tanya mengapa aku ingin sekali keluar dari rumah. padahal banyak orang sangat nyaman dan merindukan rumah. yah, aku hanya tak nyaman di rumah. terlalu banyak tekanan itu pasti apalagi yang datang dari ibuku. mungkin itu salah satu ketidaknyamananku. 

bukannya aku ada masalah dengan ibuku, tidak. aku hanya butuh diam, sendiri dan fokus. dalam hati jika aku masuk rumah "tolong jangan tanya aku". aku hanya ingin diam jika di rumah. biarkan aku menulis. biarkan aku melakukan semuanya sendiri. jangan suruh aku makan. aku tau kapan aku lapar dan harus makan. jangan kau tanya banyak hal tentang aku. biarkan aku tentukan hidupku sendiri. 

ini mungkin hasil dari kebebasan yang aku miliki sejak kecil dari keluargaku. mereka selalu melepas anak-anaknya untuk mengerjakan dan menentukan semuanya sendiri. mulai dari belajar sendiri, menentukan sekolah sendiri, sampai menentukan jurusan pun sendiri. tak pernah aku berdiskusi akan masuk jurusan apa. dalam hidupku tidak ada masukan dari kedua orang tua. paling diskusi aku lakukan hanya dengan kaka perempuanku. yah, aku hanya dekat dengan kaka perempuanku. 

sampai saat ini pun ketika aku harus bekerja, aku menentukan sendiri. tekanan dari ibuku, menyuruhku untuk bekerja di perusahaan atau institusi pemerintah yang aman. aman dalam artian, pegawai tetap, kerja yang bener seperti kebanyakan orang. menggunakan pakaian formal (kemeja, celana bahan), sepatu vantovel. banyak panggilan datang. berbagai tes pun telah aku lakukan. banyak juga yang sudah lolos. aku diterima, tapi tak satupun aku ambil. sampai ibuku jengah denganku. bidang pekerjaan apa yang sebenarnya aku inginkan.

saat ini, aku harus memohon maaf pada ibuku karena aku belum bisa bekerja seperti apa yang ibu harapkan. pakaian formal sepertinya bukan diriku. akhirnya aku bertekad saat itu, aku harus mengikuti hatiku bukan apa yang ibuku mau. ku jauhkan sepatu vantovel yang telah membuat kakiku lecet. lalu aku ambil jeans dan sepatu kets. inilah diriku. jika nanti aku mendapatkan pekerjaan, aku pastikan itulah ada jiwaku disana. tunggu saja waktu yang tepat dan aku akan keluar dari rumah ini. hanya tenang yang kucari. 

Tidak ada komentar: