putri nidya - ka ubay
ku berlari di hamparan pekat
sambil mataku jalang mencari cahaya
bibir binalku tak berhenti mengucap mantra
sementara lenganku kaku dalam kepalannya
ku coba melawan gaya kompresi itu
hingga lelah kakiku berlari
hingga lelah tanganku mengepal
namun pasti jiwaku enggan tuk menyerah
meski deru debu itu menghantam penglihatanku
karena ku yakin ada suka di ujung jalanku
bahkan tak ku pedulikan hembusan udara yang masuk ke indera pendengaranku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar